Testimony dan Komparasi Pembacaan Speedometer Mazda Familia vs Runtastic (bagian II)

Pada kesempatan terdahulu pernah dibahas Pembacaan Speedometer New CBR 150 oleh Runtastick (baca disini), dimana penunjukkan angka di speedometer lebih tinggi 10% dibanding versi Runtastick. Kali ini pengujian dilakukan pada Mazda Familia yang kesehariannya selalu mengantar istri wara-wiri. Rutin minimal menempuh 100 km/ hari disamping seringkali menempuh beberapa ratus km saat harus ke luar kota.

Harus diakui bahwa populasi Mazda di tanah air jumlahnya teramat jauh dibanding Toyota, Suzuki, Honda.  Setali tiga uang,  kesulitan mencari spare part itulah opini  dan sekaligus pembunuhan karakter  untuk merk mazda ini.

Pasar mengatakan, tindakan bodoh  menyediakan  spare part  untuk kendaraan yang populasinya hanya sedikit, logis bukan ?  Popularitasnya yang ngedrop pada   merk yang satu ini berdampak pada harga jual secondnya yang tidak mumpuni, bahkan seringkali keberadaannya hanya dilihat sebelah mata oleh pemilik mobil lainnya.

Bentuk aerodinimikanya modern dan tetap masih up to date hingga kini menjadi daya pikat utama  saat kami menjatuhkan pilihan pada si sexy ini. Apalagi angka rupiah yang ditawarkan seorang teman akrab itu cukup bersahabat dengan kantong. Bukan lantaran teman lalu dapat tawaran murah, melainkan itu memang harga pasaran.

Kini setelah 4 tahun merasakan setiap putaran rodanya, si Sexy itu ternyata feel dan ketanguhannya makin terasa hebat, malah saya menemukan sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki mobil sekelas pada zamannya. Usut punya usut, ternyata justru kelebihannya itulah menjadikan pebengkel di kita kurang familiar dengan (salah satunya) teknologi injection dan lalu “dimusuhi“.

Memang, pebengkel-pebengkel di tanah air lebih banyak tumbuh secara autodidak alias bisa karena biasa sementara teori dasar mekanika dan elektronikanya nihil.  Jelas Montir seperti ini lebih cenderung menyukai penyakit mobil yang bersifat kasat mata. Tentu lebih mahir menangani karburator daripada  fuel injection  yang serba elektronik itu. Ditambah dengan kecenderungan pemilik mobil di tanah air ini yang lebih menyukai pebengkel yang mahir mengakali  daripada mengganti spare part.  Artinya, selama spare part itu masih bisa dipaksakan, ogah untuk mengganti dengan yang baru. Jika terpaksa harus mengganti, maka dipilihlah spare part generic.

Semua bagian mesin termasuk piston dan ring nya masih dalam keadaan original bawaan pabrik, sehingga waktu  tiga bulan lalu saat rekondisi di sektor mesin, bengkel langganan hanya cukup mengganti  ring nya saja, itupun tanpa over size alias standar….ajib kan ?  Jadi rupanya, baru mengalami turun mesin setelah berusia 14 tahun sejak di import dari Negeri Matahari itu.  Malah untuk bearing roda-roda belakang masih asli bawaan pabrik dan belum pernah ganti.  Itulah  sebagian bukti bukti ketangguhan si Mazda Famila.

Sektor kaki-kaki ? Jangan diragukan lagi soal kontruksi dan kelengkapannya. Mobil-mobil yang brojol di tahun  ’98 masih amat jarang yang mengaplikasikan rem cakram sekaligus di  depan juga belakang. Sayang  featur Rem sistem ABS mengalami downgrade untuk pasar Indonesia.  Jadi jika sebagian mobil sekarang  rame-rame mengaplikasi Rem Sistem ABS, maka Mazda sudah mengapliksikannya  sejak belasan tahun lalu. Jika sakarang banyak mobil rame-rame mengaplikasi  Teknologi VVTI (Variable valve Timing Intelegen) yang menjadikan  pembakaran lebih sempurna dan valve nya bebas penyetelan itu, maka Mazda Familia sudah lebih jauh menerapkannya.  Pada Mazda type lain yang justru usianya lebih tua malah featur di dashboar sudah serba digital. Perkembangan selanjutnya malah mazda menurunkan segala kelebihannya agar start di tempat yang sama dengan mobil – mobil  merk lain, kasihan kalau meninggalkannya terlalu jauh…..he he he he
Sekarang, konsumen di negeri ini merindukan mobil bermesin Fuel injection, rame-rame banyak pabrikan berlomba memproduksinya justru menjadikan semangat baru bagi pabrikan Mazda untuk kembali menunjukkan kedigdayaannya. Satu hal yang membuat saya senang, Mazda Familia yang terparkir digarasi harganya meroket menjadi 65-70 juta padahal 4 tahun lalu saya cukup nebus 45 juta saja……..horeeeeee

Ko jadi OOT  begini ?…..ga papa ya, toh ini bukanlah makalah, ini hanya bualan doank….wk wk wk wk.

Ingin rasanya mengeksplorasi semua kelebihan itu, sayang bukanlah tempatnya membahas di artikel ini.  Nanti malah terlalu melenceng  jauh dari Tema diatas.

Mazda Familia dengan kapasitas 1800 cc ini dan brojol 14 tahun lalu hingga kini masih sanggup lari lebih dari 160 km / jam di RPM 5000 dan tetap stabil. Sayang nyalinya ga sanggup membejek gas lebih dalam untuk menghabiskan 300o RPM lagi yang masih tersisa. Sesaat sebelum pengujian, coba saya aktifkan dulu Runtastick yang sudah terinstalasi di BB Torch 9800 dan inilah hasilnya.

Jika pada New CBR 150 terdapat selisih 10%. Saat speedometer  motor menyentuh angka 135km/jam, terbaca di Runtastic 120 km/jam.  Akan tetapi di Mazda Familia benar-benar akurat.
Pada kesempatan berikutnya akan diuji coba akurasi Runtastic dengan GPS model lainnya……..