Seorang anak kecil baru selesai ikut Tarawih di surau. Tidak terlalu jauh rumahnya mungkin sekitar 500 meteran, tetapi ia harus membelah bentangan sawah di kegelapan malam. Rimbunnya pohon bambu tempat ia bermain kala siang hari, malam itu mendadak membuatnya merinding bulu kuduknya.
Dia berhenti di ujung jalan, ketakutan, karena dia ingat cerita teman-temannya tentang kuntilanak yang menunggu rumpun bambu itu…..iiiih sereeeeem.
Ia menyesal setengah mati karena belum banyak doa yang bisa ia lafalkan terutama doa mengusir syetan. Sejenak dia berdiri ketakutan, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk berlari sekencang mungkin sambil berteriak-teriak menekan rasa takutnya.
Tiba-tiba, mak jleg! Muncul sang kuntilanak, menyeringai menjulurkan lidahnya yang panjang.
Sang anak kecil berhenti dan membeku, matanya berputar mencari doa dalam ingatannya. Satu-satunya doa yang ia ingat adalah doa makan. Karena sang kuntilanak semakin mendekat, dia tak panjang pikir lagi, langsung melafalkan satu-satunya doa yang dihafalnya, yaitu doa sebelum makan.
“Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari.”
Tiba-tiba … sang kuntilanak berhenti, lidahnya langsung sret! ditarik masuk, gemetar, dan berputar cepat dan lari tunggang-langgang ketakutan.
Sambil terengah-engah dia menggerutu: “Buset dah, baru ini seumur-umur gangguin manusia, gua mau dimakan anak kecil.
wk wk wk…..
(MT)